IBS Blog Networking

Minggu, 25 Oktober 2009

MENGAPA MANUSIA CENDERUNG MELUPAKAN ALLAH !?

Islam Broadcasting System




MENGAPA MANUSIA CENDERUNG MELUPAKAN ALLAH !?


Bismillahir rohmanir rohiim.
Assalamu’alaykum warohmatullaah wabarokaatu.


Ikhwaanii wa Akhwaatii Rahimakumullah…

Tersebutlah kisah nyata dimana kaum Tsamud datang tepat setelah Kabilah ‘Ad di hancurkan. Mereka mengetahui bahwa Allah menghancurkan kabilah ‘Ad. Kisah ini pun terus terdengar dari generasi ke generasi.

Coba bayangkan, peristiwa bersejarah terjadi sekitar sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. Apakah ia dapat dilupakan begitu saja? Tentu saja tidak, peristiwa itu akan terus jadi omongan dan bisa jadi semua orang akan mengetahuinya.

Kenapa ini bisa terjadi? Mengapa manusia selalu saja mengulangi kesalahan serupa? Mengapa setelah Allah subhanahu wa ta’ala tunjukkan salah satu kekuasaan-Nya, manusia kembali kafir dan musyrik? Mengapa muncul manusia-manusia yang jauh dari Allah? Mengapa ada orangtua yang melarang anaknya memakai jilbab? Mangapa!?

Apakah Allah tidak memberi kita rezeki dan nikmat? Apakah nikmat itu sedikit sehingga kita melupakan-Nya? Benarkah sedikit? Coba lihat dan perhatikan nikmat yang ada di tubuh, agar kita tahu betapa banyaknya nikmat yang telah diberikan-Nya.

Adapun nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya)…” (QS. An-Nahl {16}:53).

Kita tidak akan pernah mampu menghitung nikmat-Nya, karena Allah melimpahkan pada kita nikmat yang tidak terhitung banyaknya. Aapakah dengan kemampuan yang terbatas ini, kita yakin mampu hidup tanpa bantuan-Nya?

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.” (QS. Fathir {35}:15-17)

Ya memang benar bahwa kita fakir di hadapan Allah. Walaupun berharta atau berkuasa, kita tetap membutuhkan-Nya. Benarkah kita mampu melakukannya sendirian tanpa bantuan Allah? Kalau tidak, mengapa kita sering melupakan-Nya?

Wahai saudara-saudariku yang semoga dirahmati oleh Allah swt., tahukah engkau di mana Allah berada?

Suatu hari ada seseorang bertanya kepada Rasulullah, “Rasulullah, jauhkah Allah sehingga kita harus berteriak memanggil-Nya, atau Dia dekat sehingga kita bisa berbisik kepada-Nya? Rasulullah saw menjawab dengan firman-Nya:

Apabila para hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku itu dekat…” (QS.Al-Baqarah {2}:186),

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat daripada urat lehernya.” (QS. Qaff {50}:16).

Subhanallah, Allah sangat dekat dengan kita. Lantas, mengapa kita bisa sering melupakan-Nya? Salah satu sifat Allah adalah al-Wadud (Mahapenyayang). Karena itu Dia selalu berusaha memperlihatkan cinta dan kasih sayang-Nya kepada para hamba-Nya.

Lalu mengapa begitu banyak orang yang melupakan Allah? Apakah mereka tidak melihat bukti-bukti keberadaan-Nya? Baiklah, semoga syair-syair berikut ini dapat menyadarkan mereka akan keberadaan-Nya, serta mensyukuri segala nikmat-Nya, insyaAllah…







Milik Allah-lah kekuasaan yang ada di langit
agar sedikit petunjuk dapat engkau peroleh

Bumi yang penuh dengan rahasia
jika mampu kau kuak akan membuka kesadaranmu

Tanyakan pada tabib yang menghalangi tangan kematian
tabib manakah yang dapat menghancurkanmu?

Tanyakan pada si sakit yang telah sembuh dan sehat
jika para tabib menyerah, siapa yang menyembuhkanmu?

Tanyakan pada yang sehat dan tiba-tiba mati tanpa sebab
Siapakah yang menimpakan itu kepadamu?

Tanyakan pada yang melihat dan takut pada lubang yang menghadang
jika kamu terjerumus, siapakah yang menjerumuskanmu?

Tanyakan pada orang buta yang berjalan dalam keramaian
dapat meniti arah tanpa menabrak, siapakah yang menuntun langkahmu?

Tanyakan pada janin yang hidup seorang diri
Siapakah yang merawatmu. Aku (Allah) ataukah ibumu?

Tanyakan pada janin yang menangis saat terlahir
Siapakah yang menangiskanmu?

Tanyakan pada ular yang menyemburkan bisa-nya
Siapakah yang mengisi bisa-mu?

Tanyakan pada ular, bagaimana kamu hidup
padahal bisa (racun) memenuhi isi perutmu?

Tanyakan pada lebah, bagaimana perutmu mampu meneteskan madu
dan siapa yang memaniskan madumu?

Tanyakan pada air susu yang murni
dari kotoran dan darah, siapa yang memurnikanmu?

Tanyakan pada kehidupan yang pergi dari sang mayit.
Siapakah yang menghidupkanmu?

Tanyakan pada tanaman yang mekar kemudian layu berguguran
Siapakah yang membuangmu?

Tanyakan pada tumbuhan sepi di gurun Sahara.
Siapakah yang merawatmu?

Tanyakan pada bulan yang sinarnya bertaburan
Siapakah yang menaburkan sinarmu?

Tanyakan pada sinar matahari, terlihat dekat padahal jauh
Siapakah yang mendekatkanmu?

Tanyakan pada buah-buahan yang pahit
Siapakah yang meramu bahanmu?

Tanyakan pada kurma yang terbelah kulitnya
Siapakah yang mencabik kulitmu?

Tanyakan pada gunung menjulang ke langit tinggi
Siapakah yang menegakkanmu?

Seluruh alam akan menjawab
Seandainya ia mempesona matamu

Rabb-ku, bagimu segala puji
Tidak ada selain-Mu

Wahai Yang Menciptakan penglihatan
Sedang penglihatan tidak mengenal selain-Mu

Seandainya penglihatanku tidak bisa melihat-Mu
Maka kumohon pertolongan-Mu

Wahai manusia, hati-hatilah
Apa lagi yang bisa Allah perbuat untuk menyadarkanmu?


Saudara-saudariku yang semoga dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala, syair itu insyaAllah merupakan ekspresi dari firman Allah swt:

Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan). Ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa? Ataukah mereka mempunyai tangga (ke langit) untuk mendengarkan pada tangga itu (hal-hal yang gaib)? Maka hendaklah orang yang mendengarkan di antara mereka mendatangkan suatu keterangan yang nyata. Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-anak laki-laki? Ataukah kamu meminta upah kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan hutang? Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka menuliskannya? Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Maka orang-orang yang kafir itu merekalah yang kena tipu daya. Ataukah mereka mempunyai tuhan selain Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Ath-Thuur {52}:35-43).

Sungguh Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya.

Ikhwaanii wa Akhwaati rahimakumullah,
Semoga saja lewat catatan ini dapat kiranya menyadarkan diri, bahwa sungguh terlalu banyak orang-orang di antara kita yang begitu berani melupakan Allah swt, Dzat yang PASTI telah memberikan segala sesuatunya secara cuma-cuma bagi kehidupan kita.


Yaa Allah yaa Ghoffar… ampunilah kami yang senantiasa kerap melupakan-Mu. Ampuni kami yaa Allaah…



Billahi taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaykum wr.wb.
Muhammad Dive.







Catatan :


InsyaAllah tulisan ini Abi dedikasikan teruntuk para Mujahid & Mujahidah dari M.A.D. Team. Semoga kalian tetap istiqomah dan senantiasa menjunjung tinggi Syari'at Islam serta perjuangannya. Amin yaa Robbal'alamiin...

Sabtu, 24 Oktober 2009

Pahala Menjaga Syahwat

Islam Broadcasting System





PERIHAL SYAHWAT


Bismillaahir rohmanir rohiim.
Assalamu’alaykum warohmatullahi wa barokaatu.


Ikhwaanii wa Akhwaatii rahiimakumullah…


Menyambung salah satu bentuk komunikasi yang terdapat di alamat : http://www.facebook.com/jeanny.muslimah?ref=profile#/photo.php?pid=30304131&id=1507628050&ref=mf adalah benar apa yang telah di sampaikan oleh saudara-saudarku di sana. Dan sedikit tambahan dariku selain dalil-dalil di bawah, yakni “Segala sesuatunya itu bergantung kepada niat dari diri kita masing-masing yang semoga selalu bertujuan baik, dan (TEPUK TANGAN) tentu tidak akan mengeluarkan suara apapun apabila hanya dilakukan oleh sebelah tangan.” Wallahua'lam bish-showab… Untuk itu simaklah catatkan beberapa dalil yang menjelaskan tentang “Pahala Menjaga Syahwat” di bawah ini…

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).” (QS. An-Nisaa’ {4}:31),

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Mu’minuun {23}:5-7),

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nuur {24}:30-31),

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab {33}:35),

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Naazi’aaat {79}: 40-41).


01. Sahl bin Sa’d meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang memelihara lidah dan kemaluannya, niscaya aku jamin surga baginya,” (HR. Bukhari).

02. Abu Musa meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang menjaga sesuatu ayang terdapat di antara dua rahang (lidah) dan kemaluannya, niscaya dia pasti masuk surga.” (HR. Abu Ya’la).
Diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dari Abu Rafi’, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Siapa saja yang menjaga sesuatu yang terdapat di antara dua rahang (lidah) dan dua pahanya (kemaluan), niscaya dia masuk surga.”

03. ‘Ubadah bin ash-Shamit meriwayatkan, Rasulullah bersabda, “Jagalah enam perkara untukku, niscaya akan aku jamin surga bagimu, yaitu: berbicara jujur, menepati janji, menunaikan amanah, memelihara kemaluan, menundukkan pandangan, dan menahan tangan (dari mengambil yang bukan hak)” (HR. Ahmad).

04. Ibnu ‘Abbas meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Wahai pemuda Quraisy, jagalah kemaluan kalian. Kalian jangan berzina. Siapa saja yang menjaga kemaluannya, dia pasti masuk surga.” (HR. al-Hakim)
Hadits senada juga diriwayatkan oleh al-Baihaqi adalam salah satu riwayatnya, “ Wahai pemuda Quraisy, janganlah kalian berzina. Siapa saja yang selamat masa mudanya, niscaya dia akan masuk surga.”

05. Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan dari Allah dalam naungan-Nya, pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.” Rasulullah menyebutkan salah satunya, “Dan laki-laki yang di ajak berbuat keji oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan berparas cantik, maka laki-laki itu berkata, “Sesungguhnya aku takut kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).



Wahai saudara-saudariku yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala;
Adapun beberapa hadits lain yang menjelaskan surah An-Nuur {24}:30-31 tersebut di atas, sebagai berikut :

1. Mu’awiyah bin Haidah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga golongan, yang mata mereka tidak akan pernah melihat neraka, yaitu: Mata yang knsisten di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang ditahan dari apa saja yang diharamkan oleh Allah.” (HR. ath-Thabrani).

2. Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Semua mata yang menangis pada hari Kiamat, kecuali amata yang dikendalikan dan dipelihara dari segala ayang diharamkan Allah, mata yang begadang di jalan Allah, dan mata yang mengeluarkan air seperti kepala lalat (berlinang) karena takut kepada Allah.” (HR. al-Ashbahani).

3. Abu Umamah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda, “Tidak seorang muslim pun yang memandang kecantikan seorang perempuan, kemudian dia menahan pendangannya, melainkan Allah akan menilai sebagai ibadah yang dapat dia rasakan kelezatannya dalam hatinya.” (HR. Ahmad).

Adapun tiga hadits tersebut di atas dinyatakan sebagai hadits Dho’if (Lemah).

Subhanallah, “Wa qur rabbi adkhilni mudkhala sidqiw wa akhrijni mukhraja sidqiw waj’al li mil ladunka sultanan nasira.” (QS. 17:80).

Shadaqallaahul 'adzim ...


Barakallahu fiikum,
Wassalamu’alaykum wr.wb.
~Jeanny Dive~








Sumber : Al-Qur’an al-Kariim dan berbagai Kitab Hadits.

Note :)
Bagaimana apabila kita lebih menasehati seperti contoh gambar di bawah ini?