IBS Blog Networking

Sabtu, 17 Oktober 2009

Mengganasnya Kaum Homoseks (Bagaimana Dengan Personel Radio Anda!?)

Islam Broadcasting System




VIVA DEMOKRASI :
Mengganasnya Kaum Homoseks


Musdah Mulia : “Tidak ada perbedaan antara lesbian dan tidak lesbian. Dalam pandangan Allah, orang-orang dihargai didasarkan pada keimanan mereka”

"Sampai berjumpa di Neraka!'' Demikian biasanya ucapan terakhir tokoh jahat sebelum terbunuh. Bila kaum Nabi Luth diijinkan balik lagi barang sedetik dua detik ke dunia, niscaya mereka pun akan ngomong begitu kepada Siti Musdah Mulia. Pasalnya, wanita ini terang-terangan mempromosikan kelakuan bejat kaum Nabi Luth yang telah dibinasakan Allah SWT.

Dalam Dialog Publik yang bertema “Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil ‘Alamin dan Sikapnya Terhadap Lesbian Gay Biseksual & Transeksual (LGBT)” di Jakarta, 27 Maret lalu, Musdah menakwil secara ngawur Surat al-Hujurat ayat 3. Dia bilang, semua laki-laki dan perempuan sama, tak peduli etnis, kekayaan, posisi-posisi sosial, bahkan orientasi seksualnya.

Tidak ada perbedaan antara lesbian dan tidak lesbian. Dalam pandangan Allah, orang-orang dihargai didasarkan pada keimanan mereka,” simpul wakil LSM Indonesia Conference of Religions and Peace ini sembari mengutip al-Hujurat ayat 3.

Edan tenan! Tapi menurut Ketua MUI, Adian Husaini MA, itu tak terlalu meng-herankan mengingat rekam jejak intelek-tual Sang Profesor. ''Sejak awal, cara berpikir Musdah Mulia sudah kacau. Dia seenaknya sendiri mengubah-ubah hukum Islam, untuk disesuaikan dengan cara pandang dan cara hidup Barat,'' kata Adian.

Tak aneh pula, jika pada Hari Perem-puan Dunia 8 Maret 2007, Musdah Mulia menerima penghargaan International Women of Courage dari Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice di Washington. Ia dianggap wanita Asia ''pemberani''. Misalnya, dengan biaya 6 Milyar dari The Asia Foundation, dia menyusun draft Counter Legal Draft Kompilasi Hukum Islam (CLD-KHI) pada 2004. Diantara isi draft CLD-KHI itu adalah: pernikahan bukan ibadah, perempuan boleh meni-kahkan dirinya sendiri, poligami haram, boleh nikah beda agama, boleh kawin kontrak, ijab kabul bukan rukun nikah, dan anak kecil bebas memilih agamanya sendiri.

Juga jangan heran, bila Musdah Mulia akan tenang-tenang saja meskipun disebut sebagai ''antek kaum Nabi Luth''. Ia dengan sadar memang sudah siap menerima resiko atas perilaku ugal-ugalannya. Bukan tak mungkin suatu saat Musdah akan melampaui ''prestasi'' Salman Rushdie atau Geertz Wilders sekalipun. Inilah tipe-tipe orang sakit yang obsesif dan menghalalkan segala cara untuk dapat terkenal. Dalam Bahasa Betawi: Biar slebor asal sohor.


"Pemahaman saya sering dicap terlalu kebarat-baratan dan saya tidak akan terkejut, sekembali dari Amerika Serikat, saya akan dicap sebagai antek Amerika," katanya setelah menerima upeti dari Condoleezza Rice.

Jelas, ulah Musdah menjadi umpan gurih untuk memelintir ajaran Islam. Lihat saja bagaimana Harian The Jakarta Post mengekspos ucapan dia soal sek-sualitas tadi. Edisi Jumat (28/3/2008) koran ini memajang headline berbunyi: Islam 'recognizes homosexuality' (Islam mengakui homoseksualitas). Penulisan judul di halaman depan seperti itu seolah menunjukkan bahwa pernyataan ngawur tersebut adalah ajaran Islam. Bukan sekadar omongan seorang Musdah.

Grand Strategy


Akhir Akhir Ini, Kelompok Waria, bukan saja semakin BERANI bahkan semakin GANAS
Kelakuan Musdah dan The Jakarta Post tadi, merupakan bagian dari strategi besar gerakan kaum hombreng di Indo-nesia untuk mencapai tujuannya. Seba-gaimana disebutkan dalam buku Indah-nya Kawin Sesama Jenis (halaman 15), strategi gerakan untuk melegalkan per-kawinan homoseksual di Indonesia adalah:

(1) Mengorganisir kaum homo-seksual untuk bersatu dan berjuang merebut hak-haknya yang telah dirampas oleh negara,
(2) memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa apa yang terjadi pada diri kaum homoseksual adalah sesuatu yang normal dan fithrah, sehingga masyarakat tidak mengucilkan-nya bahkan sebaliknya, masyarakat ikut terlibat mendukung setiap gerakan kaum homoseksual dalam menuntut hak-haknya,
(3) melakukan kritik dan reak-tualisasi tafsir keagamaan (tafsir kisah Luth dan konsep pernikahan) yang tidak memihak kaum homoseksual,
(4) menyuarakan perubahan UU Perkawinan No 1/1974 yang mendefinisikan per-kawinan harus antara laki-laki dan wanita.


Menurut dedengkot hombreng Indonesia, DR Dede Oetomo, "perjuangan" kaum gay menempuh beberapa tahapan. Seperti dikutip Gatra edisi 4 Oktober 2003, gembong Yayasan Gaya Nusantara yang juga dosen Universitas Airlangga, Surabaya, ini, menyebutkan, fase gerak kaum homo dari underground hingga terang-terangan.


Di masa ngumpet, tempat ngumpul mereka misalnya di Heaven Club, sebuah diskotek khusus gay di kawasan Dharma-wangsa Square, Jakarta Selatan. Setiap Rabu malam, di sini digelar Brandy Bunch. “Brandy” adalah istilah gaul untuk kata “brondong”, yang artinya ABG belia. Karenanya Brandy Bunch acap disebut Campus Gay Night, yang berlangsung se-jak 2002 dan diresmikan pada 27 Oktober 2003.

Dede Oetomo Katua GAYa Nusantara yg juga seorang dosen, bersama pasangannya

Lewat TV

Sementara itu, sosialisasi homo terus digencarkan. Misalnya secara halus
melalui pemutaran film seri Teletubbies. Film boneka karya Anne Woods dan Danrew Davenport ini pertama kali mun-cul di Inggris tahun 1995, dan di sini diputar oleh Indosiar.

Menurut Jerry Falwell dalam artikel-nya di National Liberty Journal (Feb-ruari 1999), Television in the tummy of the babies yang diperankan empat boneka gendut bernama Tinky-Winky (berwarna ungu), Dipsy (hijau), Laa-Laa (kuning), dan Po (merah), membawa misi homoseksualitas lewat tokoh Tinky-Winky. "Tinky-Winky berwarna ungu, warna kebanggaan kaum gay dan mem-punyai antena segitiga terbalik di kepalanya yang adalah simbol kebang-gaan gay," ungkap Falwell. Majalah Time edisi 12 Oktober 1998 menyebutkan, tas atau dompet merah yang ditenteng Tinky-Winky adalah identitas kaum gay Inggris.

Perilaku si Ungu memang slebor. Dia tokoh laki-laki, tapi suka bunga, mem-bawa dompet merah, juga suka menari dan menyanyi serta berebut rok dengan Po. Dan yang tak ketinggalan: berpe-lukaaan.

Misi siaran Teletubbies, seperti dise-butkan Berit Kjos di situs Edutainment: "Secara tidak disadari, anak-anak diben-tuk Teletubbies untuk bisa menerima kelainan-kelainan perilaku seksual seperti biseksual, homoseksual, dan lesbian sebagai sesuatu yang wajar.''

Tinky Winky is homo!


Sekarang, di televisi, kaum homo mendapat panggung promosi yang luas. Tessy, Dorce, Irfan Hakim, Ivan Guna-wan, Eko Patrio, adalah sebagian seleb populer yang biasa mendakwahkan laki-laki kemayu. Sejumlah musisi lelaki pun tak sungkan memakai gelang, kalung, anting, atau tindik. Entah, apakah mereka juga hombreng seperti seleb manca semisal George Michael, Elthon John, Mickey Rourke, Bob Geldof, Nono Ex-treme, Prince, David Bowie, Kenny G serta Michael Bolton.

Kini, menurut klaim Kelompok Arus Pelangi, di sejumlah tempat di Indonesia, perilaku homoseks sudah diterima dan diakui. “Kita mengetahui bahwa di Pono-rogo (Jawa Timur) telah ada pengakuan homoseksualitas,” ujar pemimpin Arus Pelangi, Rido Triawan. Arus Pelangi adalah LSM tempat mangkalnya kaum lesbian, gay, bisexual, dan trans-gender (LGBT).

Merujuk pada buku Javanese Lives: Women and Men in Modern Indonesia Society (1991) karya Walter L William, dalam budaya Jawa awam, homoseksual sering diterima sebagai hal yang lumrah. Buku ini berisi 27 riwayat hidup wanita dan pria Jawa hombreng dari berbagai kalangan.

Produk-produk kampanye ''Sipilis'' pun semakin gencar mempromosikan homoseksualitas. Misalnya lewat situs JIL, tulisan anak-anak ''Sipilis'' UIN, juga Majalah Syir'ah yang rajin membagus-baguskan kebejatan.

Gerakan homo pun merambah wila-yah politik. Ditandai dengan isu yang digelindingkan Partai Rakyat Demokratik (PRD) bahwa kepentingan kaum gay perlu terwadahi di legislatif. Dalam manifesto-nya sendiri, PRD mencantumkan "hak-hak homoseksual dan transeksual". Alasannya, komunitas ini sudah cukup banyak. Belum lama ini, sosok waria pun sudah berani mencoba untuk ikut fit and proper test di Gedung DPR.

Sampai saat ini, tidak ada angka pasti berapa jumlah homo di Indonesia. Tapi, pada tahun 2003 saja, klaim hasil survei Yayasan Pelangi Kasih Nusantara (YPKN) LSM yang bergerak dalam pencegahan penyakit HIV/AIDS di kalangan homoseks menyebut adanya 4000 hingga 5000 orang homo di Jakarta. Sedangkan Gaya Nusantara memperkirakan, 260.000 dari enam juta penduduk Jawa Timur adalah homo. Bahkan Dede Oetomo memperkirakan secara nasional jumlahnya telah mencapai sekitar 1 % dari total penduduk Indonesia.

Menurut Dede Oetomo, gerakan homo memasuki fase semifinal bila regulasi perkawinan (UU Perkawinan No 1/1974) bisa didobrak sehingga melegalkan perkawinan homo.

Diam-diam, praktik perkawinan homo sendiri sudah dimulai pada 2003. Bertempat di Planet Pyramid, restoran ternama di Jalan Parangtritis, Yogyakarta, pada 6 September 2003 pasangan hombreng William Johanes (59, Belanda) dan Philip Iswardono (37, Indonesia) melangsungkan perkawinan.

pasangan hombreng William Johanes (59, asal Belanda) dan Philip Iswardono


Sebelumnya, pasangan homo Dr Mamoto Gultom (41) dan Hendy M. Sahertian (30) telah bertunangan pada 7 November 1999. Mereka kemudian hidup serumah di kawasan Pondok Gede. Rumah itu sekaligus markas Yayasan Pelangi Kasih Nusantara (YPKN), yang bergerak dalam pencegahan penyakit HIV/AIDS di kalangan homoseks.


Pada Senin, 13 Juni 2005, pukul 08.30 WIB, acara Good Morning Trans TV menampilkan wanita lesbi bernama Agustin. Ia mengaku sudah 13 tahun hidup bersama pasangan lesbong-nya. Agustin yang kini pekerja di LSM Koalisi Perempuan Indonesia, ingin jujur dan mengimbau masyarakat bisa memahami dan menerimanya. Praktik hubungan seksual dan perkawinan sesama jenis, katanya, adalah sesuatu yang baik. Omongannya dibenarkan seorang psi-kolog wanita narasumber TransTV yang mengatakan bahwa homoseksual dan lesbian bukan praktik yang abnormal, tetapi merupa-kan orientasi dan praktik seksual yang normal.

Pernikahan anak manusia yang ab-normal seperti itu niscaya akan semakin banyak, seiring bertambahnya pelaku dan korban homo. Dan, tuntutan regulasi bakal semakin mereka desakkan atas nama konstituen.

Empat tahun lalu misalnya, Ulil Abshar Abdalla bersekongkol mener-bitkan siaran pers bersama LSM Pelangi (Perhimpunan Lesbian dan Gay Indo-nesia) di Kantor YLBHI Yogyakarta, untuk meminta pembuatan UU khusus bagi perlindungan lesbian dan gay.

Siti Musdah Mulia, kini melanjutkan dengan berusaha mendobrak ajaran asasi Islam mengenai seksualitas manusia. Entahlah, apa dia juga sudah jadi lesbong, atau baru ''karaoke'' (kanan-kiri oke). Yang jelas, dia menjadi pujaan Lia Aminudin.

Lia si Ratu Eden yang mendekam di Rutan Pondok Bambu 4 lantaran bertingkah edan, pada April 2006 menggores ''Puisi untuk Siti Musdah Mulia''. Bunyinya antara lain: Ketera-ngan-keteranganmu, alirkan niscaya hanya untuk keadilan beragama/ Bab-bab yang kautuliskan, hanya berisi ayat-ayat suci perdamaian/Aduhai Musdah, tiba-tiba kau menjadi sahabat kami /Tentu, Anda adalah rahmat bagiku. [aya hasna/suara-islam.com]

Tabloid Suara Islam EDISI 42, Tanggal 18 April - 1 Mei 2008 M/11 - 24 Rabiul Akhir 1429 H

GERAKAN KAUM HOMO DI INDONESIA

Berikut ini beberapa aktivitas yang dilakukan oleh kaum homo di Indonesia. Nampaknya dari tahun ke tahun mereka makin berani menunjukkan eksistensinya. Ada yang melindungi?
1920-an: Komunitas homoseks mulai muncul di kota kota besar Hindia Belanda.
1968-an: Istilah wadam diciptakan sebagal pengganti yang lebih positif bagi istilah banciatau bencong.
1969: Organisasi wadam pertama, Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD) berdiri, antara lain difasilitasi oleh Gubernur DKI Jakarta Raya, Ali Sadikin.
± 1980: Istilah wadam diganti menjadi waria karena keberatan sebagian pemimpin Islam, karena mengandung nama Nabi Adam as.
1 Maret 1982: Organisasi gay terbuka pertama di Indonesia dan Asia, Lambda Indonesia, berdiri, dengan sekretariat di Solo. Segera terbentuk cabang-cabang di Yogyakarta, Surabaya, Jakarta dan tempat tempat lain. Terbit buletin ''G: Gaya Hidup Ceria'' (1982 1984).
1985: Kaum gay di Yogyakarta mendirikan Persaudaraan Gay Yogyakarta (PGY) dengan terbitan Jaka.
1 Agustus 1987: Kelompok Kerja Lesbian dan Gay Nusantara (KKLGN, kemudian dipendekkan menjadi GAYa NUSANTARA (GN)) didirikan di Pasuruan-Surabaya sebagai penerus Lambda Indonesia. Menerbitkan majalah/buku seri GAYa NUSANTARA.
1988: Persaudaraan Gay Yogyakarta diteruskan menjadi Indonesian Gay Society (IGS).
1992: Berdiri organisasi-organisasi gay di Jakarta, Pekanbaru, Bandung dan Denpasar.
1993: Berdiri organisasi gay di Malang dan Ujungpandang.
Des. 1993: Kongres Lesbian & Gay Indonesia (KLGI) I diselenggarakan di Kaliurang, DIY. Diikuti sekitar 40 peserta dari Jakarta hingga Ujungpandang. Menghasilkan 6 butir ideologi pergerakan gay dan lesbian Indonesia. GAYa NUSANTARA mendapat mandat untuk mengkoordinasi Jaringan Lesbian & Gay Indonesia (JLGI).
Desember 1995: KLGI II diselenggarakan di Lembang, Jawa Barat. Diikuti makin banyak peserta dari Jakarta hingga Ujungpandang.
22 Juli 1996: Partai Rakyat Demokratik (PRD) menjadi partai pertama dalam sejarah Indonesia yang mencantumkan "hak hak homoseksual dan transeksual" dalam manifestonya.
November 1997: KLGI III diselenggarakan di Denpasar. Pertama kali wartawan dapat meliput di luar sidang sidang. A,I, diputuskan untuk sementara diselenggarakan rapat kerja nasional karena dipertanyakan apakah kongres efektif.
Juni 1999: Gay Pride dirayakan di Surabaya, kerja sama antara GN, Persatuan Waria Kota Surabaya (PERWAKOS) don Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL).
September 1999: Rakernas JLGI di Solo diancam akan diserang oleh Front Pembela Islam Surakarta (FPIS), sehingga dibatalkan.
7 November 1999: Pasangan homo Dr Mamoto Gultom (41) dan Hendy M. Sahertian (30) bertunangan sekaligus mendirikan Yayasan Pelangi Kasih Nusantara (YPKN) yang bergerak dalam pencegahan penyakit HIV/AIDS di kalangan gay.
November 2000: Kerlap-Kerlip Warna Kedaton 2000, acara pendidikan HIV/AIDS melalui hiburan di Kaliurang, DIY, diserang oleh Gerakan Anti-Maksiat (GAM) sehingga bubar.
6 September 2003: Bertempat di Planet Pyramid, Parangtritis, Yogyakarta, berlangsung perkawinan homo William Johanes (Belanda) dan Philip Iswardono (Indonesia).
2004: Digelar Kontes Miss Waria Indonesia. Megi Megawati (bernama asli Totok Sugiarto) terpilih sebagai pemenang.
2004: Jurnal Justisia dari Fakultas Syariah IAIN Semarang (edisi 25/Th XI), mengkampanyekan ajaran dan praktik homoseksual. Jurnal itu kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul Indahnya Kawin Sesama Jenis: Demokratisasi dan Perlindungan Hak-hak Kaum Homoseksual (eLSA, 2005). Dalam buku tersebut dijelaskan strategi gerakan untuk melegalkan perkawinan homo di Indonesia
2005: Digelar Kontes Pemilihan Miss Waria Indonesia di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat. Gubernur Sutiyoso menyumbang Rp 100 juta. Sebanyak 30 waria dari berbagai daerah mengikuti kontes ini. Olivia Lauren, kontestan dari Jakarta, terpilih sebagai Miss Waria Indonesia 2005. Penyematan mahkota langsung dilakukan Miss Waria Indonesia 2004 Megi Megawati. Menurut Ketua Dewan Juri Ria Irawan, salah satu penilaian adalah kesempurnaan fisik peserta yang menyerupai wanita. "Pemenang akan dikirim ke ajang internasional," kata Ria Irawan, kala itu. Acara ini didemo FPI.
2006: Pemilihan Putri Waria 2006. Kali ini Merlyn Sopjan yang bernama asli Aryo Pamungkas terpilih menjadi pemenangnya.
15 Januari 2006: Terbentuk Arus Pelangi di Jakarta, yakni LSM tempat mangkalnya kaum lesbian dan, gay, bisexual dan transgender (LGBT). [red/suara-islam.com]


ANTARA BANCI DAN HOMO

Wacana seks kaum liberal mengenal istilah transeksual. Yaitu: (1) seseorang yang normal secara genetis dan tidak memiliki ciri interseks secara fisik (ketidakjelasan atas genital eksternal atau internal atau keduanya); (2) merasa dirinya anggota jender berkebalikan dari genital yang dimilikinya; (3) merasa tidak nyaman dengan tubuhnya; (4) menginginkan menyesuaikan tubuh dengan jiwanya, dan mengganti genital yang dimiliki menjadi genital sesuai jender yang dimiliki; (5) menginginkan diakui dan hidup secara sah (menurut hukum) sebagai anggota jender yang dimiliki.

Seorang transeksual bisa memiliki orientasi (kecenderungan) seksual homo, hetero, atau biseksual. Teori faktor penyebabnya ada tiga: (1) bawaan atau genetis; (2) hasil didikan lingkungan; (3) konsumsi beberapa zat kimia dan sejumlah polutan yang memberikan efek sama.

Tapi, teori genetika semakin digencarkan kaum liberal untuk dipercaya umum. Maksudnya, agar kelainan seksual orientasi diterima sebagai ''takdir'' atau ''kodrat''. Sehingga, perilaku homo dan lesbi pun biar dianggap lumrah.

Khuntsa

Islam memang mengenal banci atau khuntsa. Al-khuntsa dalam Bahasa Arab berasal dari kata khanatsa yang berarti ''lunak'' atau ''melunak''. Misalnya dalam kalimat khanatsa wa takhannatsa yang artinya ucapan atau cara jalan seorang laki-laki yang lembut dan melenggak-lenggok menyerupai wanita.

Banci yang diterima Islam sebagai realitas adalah benci fisik (hermaphrodyt). Yaitu seseorang yang alat vitalnya tidak sempurna sebagai lelaki atau perempuan.

Seorang khuntsa musti dioperasi guna menegaskan jenis kelamin atau jender. Tapi, penentuan jendernya bukan tergantung pada kemauan atau kecenderungan pribadi, melainkan dilihat bentuk fisiknya. Bila bentuk kelamin lelaki yang lebih dominan, maka dia harus disempurnakan sebagai penis. Demikian juga sebaliknya.

Kalau bentuk farji dobel berimbang (baik keduanya dominan atau malah samar, yang disebut khuntsa musykil), maka penentuan jendernya dapat dilacak pada 5 sifat organik seksual (Cermin Dunia Kedokteran No. 126/2000).

Yang pertama, susunan kromosom atau kelamin genetik. Manusia memiliki 23 pasang kromosom, 22 di antaranya hampir serupa, dan yang ke-23 adalah yang menentukan perbedaan jenis kelamin. Pada perempuan kromosom itu ialah XX, sedangkan pada lelaki ialah XY.

Kedua, jenis gonad. Lelaki mempunyai testes, sedangkan perempuan mempunyai ovarium.

Ketiga, morfologi genitalia eksterna, yang pada lelaki adalah skrotum, penis dan glans penis. Sedangkan genitalia eksterna pada perempuan adalah labia mayora, labia minora dan klitoris.

Keempat, morfologi genitalia interna yang pada lelaki yaitu vasa deferens, vesikula seminalis, dan epididimus. Sedangkan genitalia interna pada perempuan yaitu tuba falloppii, uterus, dan sepertiga bagian atas vagina.

Dan yang kelima adalah hormon seks, apakah testosteron (laki-laki) atau estrogen (wanita).

Hukuman

Perilaku bencong atau bencis, diharamkan Islam. Rasulullah memperingatkan: "Allah SWT melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki." Demikian pula operasi kelamin lantaran menuruti kecenderungan bencong, tidak dibenarkan.

Lebih-lebih, hubungan seks kelamin sejenis. Jangankan Islam, Yahudi dan Nasrani saja melarang. Misalnya, dalam Kitab Imamat (Leviticus) 20:13 disebutkan: “Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.”

Ajaran Islam pun keras mencegah dan menghukumi praktik homo dan lesbian. Dari Jabir ra, Rasulullah saw berpesan: "Sungguh yang paling kutakuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth" (HR Ibnu Majah : 2563, 1457).

Rasullullah saw juga memperingatkan: ''Siapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah keduanya" (HR Tirmidzi: 1456, Abu Dawud: 4462, Ibnu Majah: 2561, dan Ahmad: 2727).

''Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth (diulangi tiga kali)" (HR Nasa'i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 No. 7337).

''Allah tidak mau melihat kepada laki-laki yang menyetubuhi laki-laki atau menyetubuhi wanita pada duburnya" (HR Tirmidzi: 1166, Nasa'i: 1456, dan Ibnu Hibban: 1456 dalam Shahihnya).

Diriwayatkan oleh Khalid bin Walid, di pinggiran Kota Arab pernah terjadi perkawinan sesama laki-laki. Maka Khalid bersurat kepada Khalifah Abu Bakar as. Khalifah lalu bermusyawarah dengan para sahabatnya untuk menentukan hukuman buat pasangan tadi. Yang paling keras pendapatnya adalah Sayyidina Ali ra, yang berkata: "Tidaklah melakukan perbuatan ini kecuali hanya satu ummat (Nabi Luth) dan kalian telah mengetahui apa yang telah Allah lakukan kepada mereka. Aku berpendapat agar dia dibakar.'' Maka Abu Bakar lalu mengirim surat kepada Khalid bin Walid untuk membakar pasangan sesat itu.

Ulama lain berbeda pendapat soal teknis eksekusi terhadap pelaku homo. Tapi mereka sepakat dengan hukuman mati untuk kaum sodomi. Menurut Abdullah bin Abbas ra, pelaku homo diterjunkan dari ketinggian diikuti lemparan batu. Sedangkan Imam Syafii berpendapat, pelaku homoseksual harus dirajam sampai mati tanpa membedakan apakah dia bujangan atau sudah menikah.

Dalam Kitab Fathul Mu'in disebutkan, pelaku lesbi (musaahaqah) diberi sanksi sesuai dengan keputusan penguasa (ta'zir). Bisa jadi, penguasa atau hakim membedakan jenis hukuman antara pelaku lesbi yang ''terpaksa'' dengan yang ''profesional''. Apalagi, untuk para promotor lesbi, dengan memelintir ayat Qur'an pula. Bisa jadi hukuman mati layak baginya.


Link :
http://aruspelangi.or.id
http://www.gayanusantara.org/
http://www.geocities.com/igamamalang/

1 komentar:

  1. Assalamualaikum, fenomena ini tidak menghairankan. Kerana Rasulallah (s.a.w) dah beritahu hari ini lebih baik dari esok, esok lebih baik dari lusa...Dunia semakin tua dan manusia semakin kufur dan engkar. Apabila kiamat dunia mereka itu akan dihalau ke neraka sebagaimana yg kafir. Saudari cubalah bantu yg ingin dibantu.

    BalasHapus